Selasa, 31 Mei 2011

NILAI PANCASILA UNTUK KEMERDEKAAN SEUTUHNYA




       Enam puluh lima (66) tahun yang lalu pada tanggal 16 agustus 1945 para pemuda membawa lari bung karno dan bung hatta ke Rengasdengklok,kedua tokoh tersebut awalnya tidak mengerti untuk apa mereka dibawa. Namun setelah menerima penjelasan mereka berdua baru mengerti apa keiginan para pemuda saat itu, yakni memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun usaha pemuda untuk mendesak bung karno dan bung hatta memproklamasikan kemerdekaan di Rengasdengklok tidak terlaksana. Karena bung karno dan bung hatta ingin memproklamasikan kemerdekaan di Jakarta.

   Apa yang dikerjakan pemuda pada saat itu disebabkan adanya kekosongan penguasa/penjajah di Indonesia sebab pada saat itu Jepang mengalami kondisi meliter yang buruk. Karena 2(dua) daerah utama di Jepang telah dibom oleh sekutu yakni Hirosima dan Nagasaki. Sementara Belanda ingin kembali menjajah Indonesia. Melihat kondisi tersebutlah para pemuda mengambil tindakan agar proklamasi segera didegungkan disela-sela peralihan.

       Sejarah 16 agustus 1945 yang lebih dikenal dengan peristiwa Rengasdengklok telah tenggelam ditelan oleh monster-monster yang penuh dengan perayaan serimonial tanpa mengerti makna bahkan sejarah tersebut. Semua rakyat menikmati perayaan peringatan proklamasi mulai dari simiskin hingga si kaya. Mulai dari lomba makan kerupuk hingga bentuk kemeriahan yang mewah. Disatu sisi itu membuktikan bahwa bangsa Indonesia masih ingat hari proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia meski banyak melupakan rentetan kejadian sebelum proklamasi tersebut. Mulai dari pidato-pidato founding father's tentang dasar negara kita hingga peristiwa satu hari sebelum proklamasi.

         Saat ini setelah 65 tahun merdeka, Indonesia dengan bentuk wajah yang selalu berubah-ubah sesuai dengan orde yang berkuasa tidak pernah berada dalam kondisi stabil. Seperti air laut yang setiap kalinya bergoyang hingga membentuk ombak yang menghempas dipinggir pantai begitulah Indonesia sejak proklamasi. Air laut yang setiap kalinya bergoyang ibarat masa pemerintahan sebuah orde yang selalu mendapat sikutan-sikutan dari kelompok-kelompok yang tidak pro,kemudian terjadi ombak dan pecah terhempas dipinggir pantai merupakan bentuk-bentuk gerakan yang menyebabkan terganggunya stabilitas hingga perubahan pimpinan pemerintah.

          Kemerdekaan adalah jembatan emas menuju Indonesia yang berkeadilan dan sejahtera, begitu bung karno mengatakannya sewaktu Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia dengan syarat menunggu seluruh rakyat Indonesia sejahtera. Diujung jembatan tersebutlah Indonesia sejahtera,sementara diujung yang satunya Indonesia belum merdeka dan kemerdekaan adalah jembatan menuju cita-cita. Hanya Bung Karnolah yang paham betul dengan jembatan tersebut sebab dia yang membangun jembatan itu.

Kemerdekaan yang seutuhnya

          Merdeka berarti bebas dari penjajahan,merdeka untuk hal tersebut sudah didapatkan oleh Indonesia. Namun justru saat ini rakyat Indonesia sedang berjuang keras melawan penjajah oleh bangsa sendiri. Banyaknya para pemangku kekuasaan yang melakukan penyelewengan uang negara merupakan satu bentuk penjajahan atas bangsa sendiri. Sebab seharusnya uang negara diperuntukkan bagi kepentingan umum berubah fungsinya menjadi kepentinan pribadi.

       Perihal itulah yang menyebabkan kobaran semangat perjuangan yang diteriakkan melalui kata "Merdeka" semakin pudar. Masyarakat semakin enggan menyebutkan "Merdeka". Karena apa yang dirasakan saat ini justru jauh dari apa yang disebut merdeka. Apalagi untuk merdeka seutuhnya. Meskipun demikian semua proses untuk terus menemukan merdeka seutuhnya tidaklah sampai disini.

      Hal ini dapat dilihat dari proses pencarian bentuk di Indonesia, sejak reformasi hingga kini Indonesia sibuk mengais-gais bentuk sistem yang akan dipergunakan guna mengemudikan kendali pemerintahan di Indonesia. Kesibukan mencari bentuk sistem tersebut disebabkan atas ketidakpahaman sejarah. Padahal kita ketahui ada dua sistem yang sangat besar di dunia yakni kapitalisme dan sosialisme yang kedua-duanya banyak dipergunakan negara-negara besar. Negara kita tanpa harus mengunakan kedua topeng tersebut, disebabkan muka Indonesia tidak perlu mengunakan salah satu topeng itu. 

         Karena Indonesia memiliki wajah ideologi yang gagah perkasa yakni Pancasila. Ideologi yang mampu menyatukan pluralisme. Pancasila hanya ada di Indonesia. Pancasila lahir dari bumi Indonesia yang dibidani oleh bung karno(1 Juni 1945) merupakan betuk yang mampu membawa Indonesia menuju cita-cita merdeka yang seutuhnya. Hanya dengan memahami dan menjalankan pemerintahan yang Pancasilais-lah Indonesia akan sejahtera.

SALAM RESTORASI
Merdeka

Selasa, 17 Mei 2011

ANTARA ADA DAN TIADA GERAKAN PEMUDA DI-103 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL INDONESIA



 Mengenang Semangat Kebangkitan Yang Kalah Akan Sejarah Bangsa Sendiri

Hari Kebangkitan Nasional yang dirayakan setiap tanggal 20 Mei merupakan bagian dari ingatan kolektif bangsa Indonesia. Sejarah bangsa ini telah dicatat dengan tinta darah kegigihan para pahlawan mempertahankan negeri ini dari kolonialisme. Sembilan puluh sembilan tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 20 Mei 1908, berdirilah organisasi Boedi Oetomo, yang dikemudian dikenang sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Saat itu bangkitlah suatu kesadaran tentang kesatuan kebangsaan untuk menentang kekuasaan penjajahan Belanda yang telah berabad-abad lamanya berlangsung di tanah air Indonesia.

Semangat kebangkitan nasional muncul, ketika bangsa Indonesia mencapai tingkat perlawanannya yang tidak dapat dibendung lagi, untuk menghadapi kekuasaan kolonial Belanda yang tidak manusiawi dan tidak adil. Penegasan tekad bangsa untuk bebas dan merdeka dari belenggu kolonialisme dan imperialisme. Perjuangan yang panjang itu, akhirnya mencapai puncaknya pada kemerdekaan bangsa, yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Negara kita seperti ditegaskan oleh para pendirinya adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang ditegakkan berdasarkan prinsip Negara Hukum dan berasaskan Pancasila sebagai dasar Negara.

Mengenang para pemuda yang menyampaikan spirit bangkit pada era 1908 adalah sebuah upaya yang tidak saja memutar pita memori kita pada deretan para pahlawan bangsa ini yang dikenal, diberi gelar pahlawan dan didokumentasikan dalam arsip-arsip bertinta emas di tumpukan-tumpukan arsip negeri ini. Ada banyak pahlawan yang tidak terdaftar, yang hidup mereka berakhir tragis karena risiko menempatkan kebenaran dan keadilan di atas segala-galanya. Ada banyak figur di negeri ini yang pantas menjadi pahlawan, namun ’dikalahkan’ sejarah bangsa sendiri. Kita kenang pejuang HAM, Munir, yang meninggal dalam kesendirian di atas pesawat dalam penerbangan menuju negeri Belanda dan masih banyak sederetan pemuda yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Semangat yang terus mengalir dalam diri setiap anak bangsa terutama pemuda Indonesia, dari hari kehari semakin tumpul bak pisau dapur yang terus dimanfaatkan ketajamannya pada saat-saat tertentu saja oleh tukang koki. Berangkat dari fakta empirik yang terjadi diatas rezim yang didirikan oleh kaum imperialisme yang mampu menghipnotis semua aparat penyelenggara negara ini, saya mencoba untuk meramu semua ini dalam sebuah tulisan yang saya beri judul seperti diatas.


Kebangkitan Kaum Muda Untuk Tetap Memepertahankan Kebenaran & Keadilan

Pemuda indonesia, terlebih kaum mahasiswa dituntut agar mampu dan berani untuk menguak segala macam bentuk ketidak adilan di negeri ini, dengan caranya masing masing yang pada tujuannya adalah meminimalisir segala bentuk kejahatan dan ketidak adilan di Indonesia. Tameng penyelenggara negara saat ini untuk menghalau suara-suara kritis dan menusuk dari kaum pemuda masih saja menggunakan metode lama yang digunakan oleh Soeharto di era Orde Baru dengan menempatkan TNI/POLRI digarda depan dengan senjata ditangan untuk meredam semangat yang berapi api dan suara dari kaum muda yang tidak tersangkut dengan kepentingan manapun.

Suatu potret buram sekaligus lelucon yang terus bergulir dalam perjalanan bangsa ini, seharusnya mampu membangkitkan semangat kaum muda untuk segera menyingsingkan lengan baju dan terjun langsung untuk menjadi aktor utama tanpa sutradara dalam setiap permasalahan bangsa ini yang telah disutradarai oleh kaum imperialisme dan para pemilik sumber-sumber produksi papan atas yang semakin hari semakin kuat dengan gerakannya untuk kembali kepada kejayaan mereka di zaman Soeharto.

Puji syukur kepada TUHAN karena keinginan dari golongan “perut besar” yang sampai saat ini belum kunjung kenyang, mampu diredam oleh kekuatan dan semangat spiritualitas kaum muda yang diwarisi oleh Pejuang dan Pemuda dimasa lampau, sekalipun tidak sekaligus mematikan manusia alien yang hidup diatas bumi Indonesia ini. Semangat untuk tetap mempertahankan Pancasila dan UUD 1945 tentu tidak akan pernah surut di dalam setiap derap langkah kaum muda yang notabene adalah generasi penerus bangsa saat ini dengan berbagai macam aksi dan reaksi terhadap kebijakan, permasalahan, penyelewengan sampai pada titik klimaks yakni segelintir manusia haru mulai mengotak atik ideologi bangsa, yang mulai menyetarakan PANCASILA dengan orgasnisasinya yang syarat akan kepentingan politik. Sayangnya upaya untuk mengahpus PANCASILA dari atas bumi Indonesia ini tidak akan pernah berhasil selama kaum muda masih ada dan terus ada serta berjuang untuk menyelamatkan sebuah Ideologi yang diakui oleh dunia, dan mampu menaikan kancah dan image bangsa Indonesia ke level dunia karena sang fajar yang terbit dengan konsep 5 sila yang tentunya sampai saat ini masih tetap mengikat kita pada sebuah pola kehidupan masyarakat yang madani walupun pada kenyataannya masih saja ada yang menjerit pilu diatas kejayaan para penguasa di negeri ini.


Kebangkitan Untuk Mengimplementasikan Nilai Pancasila Demi Kemerdekaan Seutuhnya

Merdeka berarti bebas dari penjajahan,merdeka untuk hal tersebut sudah didapatkan oleh Indonesia. Namun justru saat ini rakyat Indonesia sedang berjuang keras melawan penjajah oleh bangsa sendiri. Banyaknya para pemangku kekuasaan yang melakukan penyelewengan uang negara merupakan satu bentuk penjajahan atas bangsa sendiri. Sebab seharusnya uang negara diperuntukkan bagi kepentingan umum berubah fungsinya menjadi kepentingan pribadi.

Perihal itulah yang menyebabkan kobaran semangat perjuangan yang diteriakkan melalui kata "Merdeka" semakin pudar. Masyarakat semakin enggan menyebutkan "Merdeka". Karena apa yang dirasakan saat ini  justru jauh dari apa yang disebut merdeka. Apalagi untuk merdeka seutuhnya. Meskipun demikian semua proses untuk terus menemukan kemerdekaan yang  seutuhnya tentu tidaklah berhenti sampai disini atau mati ditelan bumi dan tak ada bekas sama sekali.

Hal ini dapat dilihat dari proses pencarian bentuk di Indonesia, sejak reformasi hingga kini Indonesia sibuk mengais-gais bentuk sistem yang akan dipergunakan guna mengemudikan kendali pemerintahan di Indonesia. Kesibukan mencari bentuk sistem tersebut disebabkan atas ketidakpahaman sejarah. Padahal kita ketahui ada dua sistem yang sangat besar di dunia yakni kapitalisme dan sosialisme yang kedua-duanya banyak dipergunakan negara-negara besar. Negara kita tanpa harus mengunakan kedua topeng tersebut, disebabkan muka Indonesia tidak perlu mengunakan salah satu  topeng itu. Karena Indonesia memiliki wajah ideologi yang gagah perkasa yakni Pancasila. Ideologi yang mampu menyatukan pluralisme. Pancasila hanya ada di Indonesia.

Pancasila lahir dari bumi Indonesia yang dibidani oleh Bung Karno (1 Juni 1945)  merupakan betuk yang mampu membawa Indonesia menuju cita-cita merdeka yang seutuhnya. Hanya dengan memahami dan menjalankan pemerintahan yang Pancasilais-lah Indonesia akan sejahtera.

Akhir-akhir ini segenap kaum cendekiawan yang merasa dirinya adalah pewaris pancasila terus mencoba untuk mensosialisasikan nilai-nilai pancasila dengan harus menghabiskan ratusan lembaran rupiah yang tujuannya adalah pemahaman terhadap Pancasila. Lebih lucu lagi, ketika obyek yang dituju dalam seremonial besar besaran ini lebih cenderung ditujukan kepada kaum muda terutama mahasiswa. Perlu di ketahui bahwa kaum muda saat ini didalam sanubarinya telah terpatri rapi pesan dan komitmen untuk tetap mempertahankan Pancasila sesuai dengan semangat yang diwarisi oleh Bung Karno. Jadi sangatlah salah sasaran jikalau sosialisasi Pancasila yang menjadi obyek utama adalah kaum muda terutama mahasiswa. Seharusnya yang menjadi sasaran dalam kegiatan tersebut adalah aparat penyelenggara negara yang sama sekali tidak memahami dan tidak mampu mengimplementasikan nilai nilai Pancasila dalam perjalanan hidup bangsa ini. Mereka yang sok peduli dengan nasib pancasila, tidak menyadari bahwa merekapun berada dalam sebuah tindakan dimana mencederai dan menyeleweng dari nilai-nilai Pancasila tersebut.

Sebuah kegiatan yang tidak ada relevansinya sama sekali dan tidak tepat sasaran, sudah saatnya harus kita boikot, karena pada dasarnya kegiatan tersebut syarat dengan kepentingan pencitraan diri dan bermuatan politik penuh dengan perhitungan dan lain sebagainya.


Bangkit Dari Keterpurukan Dengan Sebuah Semangat Yakni RESTORASI & Seruan REVOLUSI

Aneka problem dan permasalahan bangsa saat ini, merupakan bukti dan penggenapan dari apa yang sudah dikatakan oleh Presiden Soekarno, bahwa bangsa Indonesia suatu saat akan berjuang melawan bangsa sendiri. Inilah saatnya.

Lantas apa yang harus kita perbuat, wahai segenap kaum muda Indonesia...???

Kita yang hidup di zaman ini dengan berbagai kompleksitas hidup kita mempunyai tugas yang sama yakni melawan lupa, mendobrak aksi mematikan ingatan dan terus melestarikan kultur ingatan khususnya ingatan pada penderitaan itu sendiri, ingatan pada kebangkitan yang menggelorakan darah dan semangat kita.

Lebih penting lagi, yakni melawan segala bentuk tindakan dari siapa saja yang mencona untuk mengobrak abrik ideologi bangsa ini dengan mulai menirikan organisasi ataupun perkumpulan yang ingin disetarakan dengan Negara yang beasaskan Pancasila ini. Kehadiran forum forum seperti ini, tidak perlu kita bahas dan kita telusuri soal legalitas dan siapa pendirinya, melainkan kita harus sudah mempunyai rencana nyata untuk apa yang kita lakukan demi mempertahankan Pancasila ini.

Kita perlu merayakan kebangkitan nasional yang baru. Kebangkitan dari kebiasaan mengeruk uang rakyat untuk keuntungan pribadi. Mari kita bangkit bersama, kita bangkit bersama rakyat, bangkit untuk menggapai sesuatu yang lebih baik, sesuatu yang lebih indah. Bangkit dengan sebuah semangat yakni RESTORASI secara total dan menyeluruh terhadap semua sistem dan metode yang telah banyak memakan korban hingga saat ini. Bangkit untuk mengusir kaum imperialisme dari bumi indonesia yang besar dan kaya ini. Bangkit untuk menumpas segala bentuk penindasan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kaum kecil, bangkit untuk terus berada dan berpihak kepada kaum MARHAEN yang tak mampu bersuara diatas gemuruh KKN, Badai Politik dan Sederet kepentingan para penguasa yang selalu ingin besar bagai raksasa di bumi Indonesia dengan terus menjadikan kaum kecil sebagai sapi perahan. Akankah kita terus menjadi penonton sejati diatas drama dan komedi yang membuat kaum kecil harus meratapi nasibnya dari hari ke hari...????

Peringatan Kebangkitan Nasional akan segera kita jelang. Siapkah kita bangkit dari ”tidur panjang” kita. Mari bangkit dengan satu semangat yakni RESTORASI, mari bangkit melawan lupa, mari bangkit melawan kaum imperialisme, mari bangkit menggusurkan penjilat penjilat yang terus berkeliaran di negeri ini. Sadarlah bahwa selama ini kita lupa bahwa kita adalah bangsa yang besar.

Oleh karena itu, dengan mencermati realitas di atas, telah menjadi tanggung jawab seluruh kader muda Indonesia untuk mengembalikan kemerdekaan Indonesia yang seutuhnya, demi amanat penderitaan rakyat (AMPERA). Revolusi adalah pilihan perjuangan yang akan dilakukan. Revolusi yang berarti perubahan secara cepat dan radikal; revolusi yang sampai pada titik darah penghabisan, dan terus mengalir sampai akhir jaman (panta rhei); revolusi yang bersifat merombak mental dan moral bangsa untuk dikembalikan kepada jati diri masyarakat marhaenis yaitu humanis, gotong royong dan anti penindasan.

Sampai kapankah kita harus terpuruk......????. Mari bangkit dan berkarya bagi INDONESIA dengan sebuah semangat awal yakni RESTORASI INDONESIA yang nantinya akan MEREVOLUSI INDONESIA.



..........MERDEKA..........
Salam Restorasi



Penulis; Carlos Rogger Evantino (Aktifis GMNI Yogyakarta)
Anggota NASIONAL DEMOKRAT Kab. Sleman